Laman

Senin, 05 Desember 2011

SHIGELLA

Penyebab penyakit ada 2 macam :
1.      Disebabkan oleh parasit (amuba) disebut dysenteriae amuba
2.      Disebabkan oleh basil (bakteri) disebut dysentri basiler.
Hidup di saluran pencernaan manusia atau hewan primata, dan beberapa spesies menyebabkan sakit.

KLASIFIKASI
Ordo                  : Eubacteriales
Famili                : Enterobacteriaceae
Genus                : Shigella
Spesies              : Shigella dysenteriae
                            Shigella boydii
                            Shigella flexneri
                            Shigella sonnei

MORFOLOGI
1.      Ciri-ciri khas organisma
a. Bentuk batang ukuran 0,5 -0,7 um x 2-3 um ramping Gram negatip
b. Tidak berkapsul
c. Umumnya tidak bergerak
d. Tidak membentuk spora

2.      Biakan
a. Aerob atau fakultatif anaerob
b. Koloni tampak konvex, bulat, transparan dengan pinggiran yang utuh
c. Ukuran 2-3 mm, tidak bewarna karena tidak meragi laktosa
d. Media isolasi : Mac conkey, Salmonella-Shigella agar
e. Media penyubur : Selenit
f. Uji biokimia
3.      Tes serologi

PEMBAGIAN SHIGELLA BERDASARKAN SIFAT BIOKIMIA DAN ANTIGEN
1.      Golongan A (Shigella dysenteriae )
Ditemukan oleh Tn Shiga ( 1889 & 1901 ) , Tn Kruse (1900) dan Tn Schmitzii
 ( 1927 ). Disebut juga Sh Shigae. Tidak meragi manitol. Berdasarkan antigen spesifiknya dibedakan menjadi 19 type.
Gejala berat karena dipengaruhi oleh endo dan eksotoksin yang bersifat neurotoksis, maka diertai dengan suhu badan yang tinggi. Endotoksisn merangsang mukosa usus untuk mengeluarkan cairan melalui rongga usus dalam jumlah besar sehingga menyebabkan diare jarang terjadi dehidrasi. Eksotoksin bersifat kuat (poten ) dan bertanggung jawab terhadap beratnya penyakit serta keadaan toksis penderita.

2.      Golongan B ( Shigella flexneri )
Berdasarkan antigen spesifik terdapat 6 type yang penting :
a. Sh. New castle memfermentasikan KH membentuk asam dan gas ( Gol
    Shigella lain hanya membentuk asam )
b. Satu-satunya yang mempunyai fimbria (flagel)
c. Gejala yang ditimbulkan lebih ringan dibandingkan gol A
          3.   Golongan C (  Shigella boydi )
                Yang termasuk golongan ini ada 16 type . Penyakit yang ditimbulkan lebih ringan
                dari gol A tetapi lebih berat dari gol B
          4.  Golongan D (Shigella sonnei  )
Sindrome yang ditimbulkan lebih ringan dari gol lainnya hanya ada 1 type. Termostabil (550C 1 jam yang lainnya mati ). Kuman ini mempunyai 2 macam koloni yang R dan S antigennya berbeda, fermentasi KH lambat (18-24 jam )

            PATOGENESIS
                        Infeksi peroral, bakteri masuk lambung melalui makanan dan minuman
            Masuk kedalam usus halus kemudian colon disini ditangkap epitel kemudian
 Berkembang biak dan menyebabkan sel epitel hancur kemudian menyebar ke
Lamina propria, bereplikasi disini. Akibatnya timbul ulcera-ulcera dan mikro abses mukosa kolon pada bagian terminal ileum. Terjadi nekrosis, perdarahan dan pembentukan psedomembran di atas ulcer . Akhirnya terjadi reaksi inflamasi dan trombosis kapiler.
Berbeda dengan Salmonella , Shigella tidak menyebar ke tempat lain. Adanya perdarahan kecil menyebabkan tinja berdarah dan berlendir tetapi tidak terjadi perforasi dan tidak terjadi peritonitis. Bila sembuh ulkus akan ditutup oleh jaringan granula dan terjadi jaringan parut.  Setelah sembuh secara klinis tinja yang positip bisa menjadi carrier.

EPIDEMIOLOGI
            Penularan melalui 6 F atau carrier. Di negara berkembang atau tropik, endemis dapat menjadi wabah karena sanitasi yang buruk. Untuk pemberantasan :
1.      Pengawasan sanitasi air, makanan,wash disposal vektor
2.      Pengasingan penderita dan desinfeksi alat-alat
3.      Mencari kasus-kasus subklins
4.      Mencegah carrier state, obati dengan intensif

DIAGNOSIS
1.      Gejala klinik
Masa tunas 1-4 hari, kadang-kadang beberapa jam sampai 8 hari. Tiba-tiba akut sakit perut, mulas, diare, demam terutama oleh Shigella dysenteriae  , tinja cair
Hanya berisi lendir dan darah. Defekasi frekwen disertai tenesinus ( spasm, rectal ). Terjadi dehidrasi, kemudian kegagalan ginjal dengan oliguria asidosis. Sembuh meskipun ada zat anti tidak proteksi terhadap reinfeksi
2.      Pemeriksaan laboratorium
Bahan pemeriksaan : Tinja, rektal swab dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar